Jurgen Klopp merayakan ulang tahun ketiganya sebagai manajer Borussia Dortmund dengan mempersembahkan titel Bundesliga yang baru saja ia raih. Ketika periode yang sama tiba baginya di Liverpool bulan Oktober ini, pria Jerman itu diberikan pengingat lain bahwa tim yang diasuhnya telah menjadi pesaing serius untuk gelar Liga Premier Inggris.
Klopp menggunakan jeda internasional awal bulan ini untuk berlibur beberapa hari, menurut sebuah sumber. Dia akan meninggalkan sebuah kota yang mulai percaya penantian selama 28 tahun untuk gelar liga bisa berakhir pada bulan Mei tahun depan. Namun pria berusia 51 tahun itu tidak berminat untuk merenungkan waktu tiga tahun yang telah dia habiskan di Anfield. Dia masih sadar akan rintangan yang harus diatasi timnya setelah berhadapan dengan Manchester City dan Chelsea dalam dua minggu terakhir.
Di musim 2010-11 Borussia Dortmund mengangkangi semua perkiraan dengan memenangkan titel Bundesliga untuk pertama kalinya setelah sembilan tahun, dan memulai era kesuksesan. Mereka mempertahankan gelar mereka pada musim berikutnya dan mencapai final Liga Champions pada musim 2012-13.
Mulai terdapat kemiripan antara musim 2010-11 yang bersejarah di Dortmund dengan Liverpool saat ini. Hal ini menunjukkan bagaimana kinerja dan metodologi manajerialnya dapat membuahkan hasil setelah 36 bulan, mengubah tim dan klub secara bersamaan.
“Dari kualitas pemain, saya pikir mereka [Liverpool] memiliki tim yang lebih baik dari yang kami miliki saat itu,” kata mantan gelandang Dortmund Nuri Sahin yang juga pernah bermain di Liverpool kepada ESPN FC. “Tidak diragukan lagi.”
“Saya pikir saat itu kami memiliki tim yang unik dan saya memiliki perasaan bahwa Liverpool memiliki hal yang sama sekarang. Dia mengelilingi mereka dengan lingkungan yang sangat baik dan memberi mereka perasaan untuk menjadi unik. Saya yakin mereka akan bersaing dengan Manchester City dan Chelsea untuk gelar musim ini.”
Rasa lapar untuk memenangkan sesuatu
Di skuad Liverpool saat ini, hanya ada dua orang yang pernah merasakan gelar English Premier League: James Milner dan Daniel Sturridge. Xherdan Shaqiri adalah satu-satunya yang pernah memenangkan Liga Champions. Demikian pula, kemenangan mustahil Dortmund di 2010-11 dicapai melalui sekelompok pemain muda, lapar dan belum terbukti.
“Ketika Klopp datang, kami mulai dari nol,” Jakub Blaszczykowski, pemain sayap Dortmund antara 2007 dan 2016, mengatakan kepada ESPN FC. “Pelatih memperkenalkan banyak pemain muda, tidak banyak orang yang mengenal mereka sama sekali.”
“Kami semua tumbuh bersama. Kami menyenangi pekerjaan kami, meskipun itu adalah kerja keras di bawah Klopp. Ada kehangatan, kemanusiaan. Dia adalah pelatih. Dan ketika saatnya bekerja maka bekerja. Tapi kami bersenang-senang setelah sesi latihan, dan itu datang dari dalam, itu alami, itulah Jurgen Klopp.”
“Banyak dari kami tidak pernah memenangkan gelar besar setelah meninggalkan Dortmund. Dan bagi sebagian besar, saat di Dortmund adalah waktu terbaik dalam karir mereka. Untuk memenangkan gelar dan mempertahankannya, tidak ada klub lain selain Bayern yang bisa melakukannya. Gelar kedua adalah sebuah statemen yang menunjukkan bahwa gelar pertama bukanlah sebuah kebetulan. Saat itu kami adalah tim yang hebat.”
Dalam perjalanan untuk memenangkan Bundesliga, Klopp berusaha untuk membebaskan tekanan dari para pemainnya di setiap kesempatan. Sebagai imbalannya, ia mengharapkan mereka untuk mengikuti dua aturan sederhana: fokus pada setiap pertandingan yang dihadapi dan jangan membicarakan tentang memenangkan gelar dalam bentuk apa pun. Klopp belum mau mengakui bahwa Liverpool dapat memenangkan liga musim ini, dia mengirimkan peringatan keras kepada para pemainnya tentang mereka yang berpuas diri.
“Itu adalah pertandingan demi pertandingan karena kami memiliki seorang manajer yang berpikir seperti itu,” kata Sahin. “Dia menaruhnya di kepala dan pikiran kami bahwa permainan yang kami lakukan pada hari Sabtu adalah pertandingan paling penting dalam hidup kami – karena itu adalah hal satu-satunya pada hari itu.”
Sebuah klub yang diinginkan para pesepakbola
Berkat media sosial, para pendukung Liverpool dapat mengintip ke dalam ruang ganti di Anfield dan Melwood. Apa yang mereka lihat adalah persahabatan, kebersamaan, dan canda tak kenal lelah.
Klopp dengan hati-hati membangun skuad Liverpool, menempatkan penekanan pada kepribadian pemain sama seperti kemampuan sepakbola mereka; dia melakukan sesuatu yang serupa di Dortmund, menciptakan lingkungan yang menjalin persahabatan untuk seumur hidup.
“Rasanya seperti bertemu teman-teman terbaik Anda setiap hari,” kata Sahin. “Dia [Klopp] melakukan sesuatu yang istimewa. Kami datang untuk bekerja dengan sangat bahagia dan kami tidak ingin pergi. Kami melakukan segalanya bersama. Jika seseorang memiliki masalah, kami memperbaikinya bersama.”
“Kami satu tim,” Blaszczykowski menambahkan. “Kami masih berhubungan. Pelatih menciptakan perasaan itu di mana itu seperti keluarga. Dia mendukung setiap pemain.”
Membawa pemain ke level atas
Mohamed Salah, Sadio Mane dan Roberto Firmino diubah menjadi bintang-bintang kelas dunia hanya dalam periode yang relatif singkat di bawah bimbingan Klopp. Level permainan Andrew Robertson, Adam Lallana dan Dejan Lovren meningkat sebagai hasil dari manajemen Klopp.
“Pelatih menemukan sisi terbaik di setiap pemain, dan menggunakannya,” kata Blaszczykowski.
Sahin baru saja kembali dari masa pinjaman di Feyenoord dan menghadapi masa depan yang tidak pasti ketika Klopp mengambil alih Dortmund. Tiga tahun kemudian dia pindah ke Real Madrid setelah menjadi pemain terbaik Bundesliga musim 2010-11.
“Dia membuat Anda merasa nyaman,” kata gelandang yang saat ini Werder Bremen. “Dia memberi Anda kepercayaan diri.”
“Saya merasa sangat bebas di lapangan. Saya tahu saya bisa membuat kesalahan, saya tahu saya bisa mencoba umpan 30-meter saya, saya tahu saya bisa menyerang dan bertahan tanpa berpikir: ‘Oh, apa yang akan dilakukan manajer ketika saya melakukan kesalahan?’
“Dia membuat kami senang di lapangan. Saya ingat tim kami saat itu banyak pemain muda dan ada beberapa pemain baru. Ada satu dari Jepang, satu orang dari Chili … sangat sulit untuk saling memahami tetapi di lapangan itu sangat mudah karena kami tahu apa yang diinginkan manajer dan dia membuat kami merasa sangat nyaman di lapangan.”
Kelemahan utama Liverpool di musim lalu adalah kurangnya kedalaman skuad, tetapi manajemen klub percaya mereka telah mengatasi hal itu di musim panas. Akibatnya, tidak ada lagi pemain yang dijamin sebagai starter. Pemain yang terpinggirkan di Liverpool perlu tetap bersabar dan berusaha untuk masuk ke skuad utama.
Blaszczykowski memasuki musim 2010-11 dengan kondisi tidak bahagia tetapi menyelesaikan musim dengan 37 penampilan di semua kompetisi dan, pada akhirnya, sebuah medali juara liga.
“Pelatih selalu mengatakan kepada saya bahwa saya harus tetap tenang,” kata Blaszczykowski. “Dia mengatakan kepada saya bahwa saya akan mendapatkan kesempatan saya.
“Saat itu, Mario Gotze selalu bermain dan dia bermain sangat baik. Tetapi pada akhirnya semuanya berhasil. Dan kami mendapatkan banyak kesenangan. Ini bukan saat yang paling mudah bagi saya secara pribadi, tetapi melihat kembali sekarang dengan semua pengalaman yang saya miliki, saya dapat mengatakan bahwa semua itu baik, semuanya baik-baik saja. ”
Meningkatkan gaya bermain
Para pemain di ruang ganti Liverpool bersikeras bahwa ada banyak lagi yang datang dari tim antara sekarang dan Mei. Liverpool belum di bentuk terbaik mereka di musim ini, beberapa kritikus mengatakan bahwa ini adalah ciri khas juara.
Itu semua adalah hasil dari tiga tahun otoritas Klopp di kamp pelatihan Melwood. Liverpool berevolusi secara taktik. Tidak lagi hanya tim yang ngotot menyerang, Liverpool kini mampu menghasilkan permainan yang lebih terukur, terkontrol, dan matang.
Klopp memiliki ide yang sama untuk timnya di Dortmund pada pramusim 2010, meskipun saat itu belum berhasil.
“Kami tidak mengendalikan apa pun, jujur,” kata Sahin. “Dengan Jurgen, Anda tidak akan pernah memiliki tim yang mencoba mengendalikan atau menahan apa pun. Dia selalu mendorong ketika Anda mencetak gol.
“Dia ingin kami bertahan sebagai tim secara keseluruhan dan bila perlu dengan seluruh isi stadion. Kami punya perasaan itu ketika kami bermain di kandang – dan mereka punya perasaan seperti itu sekarang ketika saya menonton Liverpool – bahwa stadion ini bertahan dan menyerang bersama dengan tim. Ini spesial.”
Gaya tim Dortmund saat itu yang memiliki intensitas tinggi dan serangan balik cepat diapresiasi dengan menempatkan istilah “gegenpressing” di peta sepakbola.
“Anda sedang menuju stadion dan Anda tahu mereka akan menang,” kata mantan pelatih akademi Dortmund Gary Gordon kepada ESPN FC. “Itu adalah musim di mana Anda tahu mereka tak terkalahkan.”
“Kami memiliki Gotze, Shinji Kagawa dan ini adalah pemain yang sulit untuk dijaga karena mereka terus bertukar posisi. Siapa yang ingin bermain melawan itu? Pemain belakang lawan menjadi sangat kesulitan.”
Bermain dengan cara yang sama, Salah, Mane dan Firmino telah menjadi salah satu lini depan yang paling ditakuti di Eropa.”
Memanfaatkan peluang
Dortmund memanfaatkan musim yang lesu oleh rival mereka di 2010-11. Klopp hanya memiliki tiga pemain yang baru kembali dari Piala Dunia musim panas, sebagian besar pasukannya kembali dalam keadaan segar dan lebih dini untuk pramusim. Di sisi lain, Bayern Munich memiliki 11 pemain yang berpartisipasi di Piala Dunia sampai dengan perebutan tempat ketiga. Setelah kalah dalam pertandingan pertama melawan runner-up musim lalu Bayer Leverkusen, Dortmund mencatat 15 pertandingan tanpa terkalahkan, dengan 14 diantaranya dimenangkan.
Skenario yang sama terjadi pada Liverpool, yang belum terkalahkan musim ini. Persiapan pramusim mereka jauh lebih baik daripada klub pesaing. Manchester United, misalnya, sempat memiliki 17 pemain yang tidak bisa berpartisipasi dalam tur pramusim mereka di Amerika Serikat. Liverpool juga menjalani pramusim di Amerika tetapi hanya tanpa Lovren, Firmino, Henderson, dan Alexander-Arnold. Dengan mendatangkan pemain baru secara dini dan pemain inti hadir sejak awal, Liverpool mampu melesat sejak pertandingan pertama.
“Ketika kami tiba di Munich untuk melawan tuan rumah, di musim-musim sebelumnya mungkin seperti: ‘OK, ini akan sulit dan kami harus berhati-hati,'” kata Sahin, yang sempat lima bulan dipinjamkan Real Madrid ke Liverpool pada musim 2012-13 . “Tetapi manajer kami membuat kami percaya bahwa kami bisa menang di sana. Dan akhirnya kami menang di sana. Hal-hal yang terjadi di lapangan adalah apa yang dia katakan sebelumnya dan Anda bisa memercayainya.”
“Saya berada di Liverpool untuk waktu yang singkat, tapi saya tahu itu klub yang sangat mirip. Sebuah klub di mana Anda bisa merasa sangat bahagia. Kalimat yang dia katakan ketika dia tiba adalah sempurna – ‘dari orang yang ragu ke orang percaya.’ Dia melakukannya di Liverpool, juga di Dortmund.”
Oleh: Nico Julian